Sunday, January 25, 2009

Tinggal di asrama Katolik? Aku tidak kehilangan akal …..


Aku dimasukkan ke asrama Katolik Jalan Hayam Wuruk Medan. Itu pas kenaikan kelas 2 SMA. Rasanya memang aku mau dikurung disini, soalnya benar-benar seperti penjara. Sekolah dan asrama berada dalam satu kompleks, jadi tidak bisa keluar kemana-mana tanpa izin.
Melihat bangunan asrama Katolik dari depan aja sudah seram. Bangunannya model bangunan Belanda. Di samping asrama adalah gereja Katolik. Peraturan disana sangat ketat. Pada hari Sabtu/Minggu tidak boleh keluar, kecuali ada keluarga atau saudara yang menjemput. Aku berpikir, aku tidak akan bisa keluar akhir pekan dari sini karena orangtuaku di Tarutung. Saudaraku yang tinggal di Medan? Apakah akan ada yang mau menjemputku? Sekali dua kali memang ada, tapi setelah itu tidak lagi.
Asrama ini adalah asrama putri dan ada 3 kelompok tinggal disini. Kelompok yang punya, yang menengah dan yang dari kampung karena dibiayai gereja Katolik dan karena mereka Katolik. Asrama ini termasuk mahal maka tidak semua ‘beruntung’ bisa masuk kesini.
Peraturannya sangat ketat! Bangun pagi jam 5, terus mandi. Pukul 6 ada 2 pilihan kegiatan, belajar di ruang belajar yang besar dimana seorang suster dari atas podium mengawasi dengan ketat. Pilihan lainnya ialah pergi ikut misa ke gereja. Bagi yang tidak ada kesadaran belajar, tentu saja dia akan pergi ikut misa, meskipun dia bukan Katolik. Karena lebih nyaman duduk di gereja tanpa berpikir, daripada belajar. Sayangnya .....aku termasuk kelompok yang ‚sangat tertarik’ ikut misa. Tapi kami tidak selalu masuk gereja. kadang-kadang kami lari keluar gerbang gereja dan pergi ke Sekolah Nasrani untuk makan bihun goreng.
Makanan di asrama sama sekali tidak enak! Setiap kali makan, di atas piring sudah ada lauk pauknya, dan ditutup dengan piring yang lain. Dan kita sudah tahu apa menu untuk hari apa, karena menunya itu-itu juga. Yang parah adalah bila ada daging ayam. Tentu aja kalau daging ayam nggak bisa pilih-pilih. Jadi kami selalu berebut yang pertama masuk ke ruang makan yang besar (bisa muat 100 orang) dan mengintip setiap piring mencari bagian ayam yang disukai. Kalau dapat, cepat2 ditukar. Soalnya, setiap orang punya bangku masing-masing dan makanan sudah dibagikan langsung di meja masing-masing.
Disini semua harus mencuci dan menyeterika baju sendiri. Tapi awas kalau lupa mengambil pakaian dari jemuran. Besok pagi sebelum sarapan, beberapa suster masuk ke dalam ruang makan, membawa pakaian yang ketinggalan semalaman di jemuran. Lalu mereka akan bertanya, pakaian itu milik siapa? Si pemilik akan berdiri penuh ketakutan, kemudian kepala suster akan melemparkan salah satu celana dalam ke wajah si empunya, dari jarak 5 meter. Bayangkan dipermalukan seperti itu di depan hampir 100 orang anak perempuan.
Pulang sekolah, langsung makan, baru ganti baju. Setelah itu tidur siang. Jam 15.30 sudah harus berada di ruang belajar. Jam 17.00 s/d jam 18.30 istirahat. Jam 18.30 makan malam. Lalu istirahat lagi. Jam 19.30 masuk ruang belajar sampai jam 21.00. Setelah belajar masuk ke ruang makan, antri untuk mendapatkan teh manis panas, warnanya merah jambu dan pelit gula. Jam 22.00 semua lampu harus dimatikan.
Aku sama sekali tidak suka segala aturan itu. Aku sama sekali tidak suka diatur seperti itu. Suatu saat pada sore hari, gerbang sekolah terbuka, karena ada kegiatan di sekolah. Aku segera berlari keluar ke tukang rujak yang jualan di depan sekolah. Aku membeli rujak, padahal sebenarnya dilarang jajan. Pada saat aku membeli rujak, tiba-tiba datang seorang suster yang sangat judes dan bicaranya kasar dan dia menghampiriku. Dia menyuruhku masuk ke pelataran sekolah, dan mengajakku duduk di sebuah bangku. Dia memaksaku memakan rujak pedas itu sampai habis dalam 10 menit! Setelah itu, dia menyuruhku menyapu pekarangan asrama yang menghadap ke jalan besar. Itu semuanya sebagai hukuman!
Aku stres tinggal di asrama. Bayangkan, sangat jarang melihat dunia luar asrama! Pada suatu saat aku sakit dan aku dijemput ompungku ke rumahnya di Medan. Aku disuruh pergi berobat ke dokter umum yang ada di dekat rumah ompung. Dokter itu baik sekali. Aku menceritakan penderitaanku di asrama. Aku meninta tolong padanya untuk menulis di resep bahwa aku tidak cocok tinggal di asrama, makanya sakit. Dan dia memang menuliskannya! Itulah tiketku keluar dari asrama. Karena kemudian orangtuaku memindahkan aku ke rumah ompungku. Aku tetap sekolah di SMA Katolik itu, tapi aku tinggal di luar. Aku sering memandang kasihan kepada beberapa teman yang pulang sekolah langsung masuk asrama. Tetapi kini kusadari bahwa memang disiplin di asrama itu baik. Aku menyesal karena tidak betah disana. Hampir semua yang pernah tinggal disana berhasil dalam pendidikan atau pekerjaan.

15 comments:

  1. Aku juga pernah tinggal di asrama itu, tahun 1973 - 1976, tapi sekolah-nya di Sriwijaya, tempatmu SMP itu kami gunakan sebagai belajar sore... Kita disana dipaksa agar mendapat pengawalan yang ketat...

    ReplyDelete
  2. Masih ingat kalau lagi makan?. Suster meneriakkan "Maaaakanlah", maka dengan serentak kita menjawab "Miiinummlah". Ya memang makanan yang membosankan apalagi waktu itu akau tidak suka sayuran, tapi kita tetap dipaksa untuk memakan-nya sampai kita ditunggu-in sampai habis ( dan terkadang itu sayur kita kantongin, supaya dikira-in habis kita makan). Masih adakah kamu kenal dengan yang nama.... Ester ( dia masuk grup orang cacat), Imelda(?) punya saudara laki2 (Antonius).... Mungkin mereka masih disana waktu kamu masih disana, karna mereka warga khatolik yang dibiayai.

    ReplyDelete
  3. Itulah masa pahit yang dikenang ketika hidup di asrama katholik.... tapi itu juga yang menjadikan masa manis saya saat ini..... Menjadi disiplin dan berpikiran luas adalah hasil dari asrama katholik... Jadi sekarang kita udah bisa makan apa aja dong????
    he.... he.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Positive thinking, yg mengantar kita pada kehidupan kita sekarang.

      Delete
  4. helo....anda 'masuk' asrama HW3 itu tahun berapa? suster asramanya sr.rosa? saya disitu sejak bayi hingga tahun 1975an....suster kita waktu itu sr,maria, sr.alfonsa, sr.bonaventura.. Jika sy hanya sebut ciri2 saya, mungkin anda langsung bisa ingat nama saya....Saya salah satu pelopor murid pria (ada 2 waktu itu) pada SMP Putri Cahaya....Saya yg dulu suka 'putar' film bagi teman2 di asrama....ajo..coba terka??? imel saya: jhgsoe@yahoo.com

    ReplyDelete
  5. kebetulan saya lagi mau mencri sekolah asrama yang disiplinnya bagus.. Apakah sekolah ini masih ada dan menerima siswa pria? thanks. mohon bantuannya, ini email saya dewitata@live.com. thanks.

    ReplyDelete
  6. apakah sekolah asrama ini menerima ank cowok soalnya saya sedang mencari sekolah asrama dgn disiplin yg ketat.saya sangat berharap atas bantuan nya.thanks!tolong balasan ke email lyanna_phan@yahoo.com

    ReplyDelete
  7. Mohon info atau contact untuk sekolah berasrama ini dong. Email saya di marnida@gmail.com

    ReplyDelete
  8. Membaca dan membayangkan kisah k3, jd menakutkan. Bulan mei ini, aku akan menuju ke medan dan mendaftar ke SMA CAHAYA MEDAN dan diasramakan oleh org tua ku. Ku kira, selama ini, cerita org tw ku mgnai asrama hnya skdr u/ menakuti diriku sj. Huaduh..

    ReplyDelete
  9. apakah kalian bisa membantu saya dengan menceritakan lebih banyak tentang asrama itu dan sekolahnya?

    ReplyDelete
  10. Setelah ayahku meninggal pada 23 maret lalu lumayan juga anak-anak asrama Hayam wuruk 3 Medan yang smsku mengatakan turut berduka, aku terharu karena kisahku jauh lebih dulu dari anda-anda yang menulis disini, mereka ingat aku tapi umumnya adik-adik kelasku (dibawahku. seperti yang anda kisahkan bahwa umumnya ada 3 kelompok disana, banyak kenangan saya disana dan saya tidak merasa terikat, buah yang saya dapat disana yang mematangkan saya untuk menghadapi hal-hal yang lebih pelik dari pada diasrama, bagi anak-anak yang biasa senang dirumah memang seperti menyiksa' tapi bagi anak yang biasa dirumah bekerja membantu orang tua justru asrama tersebut tempat yang menyenangkan makan tersedia pakaian dicucikan ,tempat tidur dirapikan , banyak anak yang pengen nyuci sendiri karena merasa kurang rapi dsb. bagi saya masa diasrama adalah masa caria dengan banyaknya teman , soal disiplin wajar karena banyak anak yang tinggal disini sehingga semuanya harus tepat waktu, alah bisa karwena biasa, saya disana mulai tahun 1967 dan keluar pada tahun 1971 saya SMA diluar asrama dan sempat satu tahun kuliah dari asrama Semua kenangan disana indah bagi saya untuk suster Rosa YANG BAIK, UNTUK MUDER, SUSTER fONSA yang telah tiada dan itu takkan berulang , tiba-tiba ada WA yang mengatakan mau reuni anak asrama HW3 di Jakarta juga di Medan. saya rasa mereka juga senada dengan saya sehingga ada kerinduan untuk saling bertemu , bagi yang mau masuk asrama biasakan untuk mandiri semua akan berjalan dengan lancar, rendah hati jangan ikuti anak yang tidak serius agar biaya yang besar tidak menjadi kendala bagi orang yang mau maju salam

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai... anda diasrama HW3 pd thn berapa dan berapa lama? Nama anda siapa? MUngkin jika tahu nama anda, saya bisa ingat anda, nih. Sejak saya tampil pd acara KickAndy http://video.metrotvnews.com/play/2015/12/25/463877/be-the-light-4di bln Desember thn 2015 yg lalu, banyak teman2 kita seasrama reuni kembali dan kita sdh ada di https://www.facebook.com/groups/295596544118102/ dan grup WA. Mungkin anda masih bisa ingat dengan Daice, Mawar, dll?

      Delete
  11. Yg kuingat suster Rosa dan suster Maria sangat kejam. Aku tinggal di asrama itu dari thn. 1968-1973. Aku sekarang berumur 55 tahun tapi masih sangat trauma dengan kehidupan di asrama itu. Aku selalu dipukul dan dihina oleh sustere2 bejat itu. Kenanganku disana tidak seindah sebagian orang yg ada disini. Kebetulan aku ketemu site ini karena aku sedang mencari teman yg dulu juga tinggal disana, Namanya Kristo anak yatim piatu. Dia selalu dipukul oleh suster dan disekolah SD suka di straf di depan kelas, sampai dia pernah pingsan. Sesudah tamat SD kami keluar dari asrama, dia tinggal bersama tantenya di kampung keling. Aku pernah menjumpai dia bbrp kali. Pada suatu hari aku mencari dia lagi, tapi tante dia mengusirku. Aku datang kembali bersama mamaku mencari Kristo. Tante nya bilang dia lari dari rumah. Saat ini aku sering teringat kepada dia. Kalau anda mengetahui keberadaannya, tolonglah suruh contact ke saya. Leslie Verstraeten, lvhelsing@gmail.com

    ReplyDelete
  12. Apakah ada yayasan asrama khatolik yg mao menampung anak gak mampu ..? Mohon info nya ...
    Karna ibu nya sudah tidak sanggup utk membiayai n menyekolahkan mereka lg ...
    Ibu nya single parent ...
    Mohon bantuan nya smua ..
    Trimakasih banyak sblum nya

    ReplyDelete
  13. Untuk anak smp ada tidak asrama yang tersedia,
    Papadomino

    ReplyDelete