
Waktu aku masuk kelas 5 SD di Köln, aku pindah sekolah ke Hauptschule karena SD memang hanya sampai kelas 4. Berarti aku bertemu teman-teman baru. Hanya ada beberapa teman SD yang ikut masuk di sekolah ini, termasuk Selma, yang satu kelas denganku di kelas 4 SD. Jadi hampir semua di dalam kelas ini baru kukenal. Pada saat itu aku satu-satunya orang Asia di sekolah itu (adikku Agustinus masuk 2 tahun kemudian ke sekolah ini). Dari lebih 500 orang pelajar mulai kelas 5 s/d kelas 10, aku satu-satunya orang Asia! Yang lainnya orang Turki, Italia, Polandia dan Jerman. Tentu aja aku menarik perhatian. Di kelas aku dikatakan cantik! Hahahahahaha! Padahal aku tahu aku tidak cantik. Aku merasa diriku diperlakukan seperti mahkluk aneh. Soalnya lenganku dielus : cantiknya kulitmu, begitu cokelat! – Terus rambutku dielus juga : betapa cantik rambutmu, begitu hitam dan lebat!
Aku sampai risih sering disentuh seperti itu, sampai beberapa minggu kemudian mereka terbiasa dengan diriku. Mereka itu menganggapku cantik, karena bagi mereka aku itu eksotis. Mereka ingin mempunyai kulit cokelat, makanya mereka senang berjemur. Mereka menginginkan rambut yang hitam, makanya banyak diantara mereka mewarnai rambut menjadi hitam. Makanya mereka mengatakan aku cantik. Sama saja seperti kita. Kita juga ingin seperti orang bule, ingin putih dan ingin rambut pirang.
Tapi ada juga beberapa murid laki-laki yang tidak menganggap aku cantik. Mereka suka meledek aku : Chinese ….Chinese …..mereka pikir aku orang Cina. Atau : Schlitzaugen ……mata sipit …..atau Boxernase …..karena hidungku mirip anjing Boxer …..atau Plattnase ……atau hidup pesek …..wah macam-macam. Itu biasanya dilontarkan pada saat istirihat jadi banyak orang lain mendengar. Dulu aku tersinggung dan sering hampir menangis. Tapi kini aku mengerti, namanya juga anak-anak.
0 comments:
Post a Comment