Hidup di suatu perkebunan banyak suka dukanya. Aku ingin menceritakan tentang kenyamanan hidup di perkebunan. Pertama kita disediakan rumah dinas yang sederhana, dibandingkan perkebunan lain. Tidak perlu bayar sewa rumah, tidak perlu bayar listrik dan air. Juga disediakan perabot lengkap, walaupun sudah 15 tahun tidak diganti. Kalau ada bola lampu yang rusak, tinggal lapor ke kantor, tidak berapa lama kemudian datang seorang karyawan membawa bola lampu dan memasangnya. Kalau ada pintu yang rusak, juga tinggal lapor.
Kalau kehabisan uang kontan, ada koperasi dimana kita bisa menngutang beras, minyak dsb. Kalau perlu uang, ada koperasi simpan pinjam. Kalau perlu mendadak,bisa pinjam di kantor. Kalau mau ke kota, ada disediakan transportasi mini bus. Kalau mau karaoke, ada ruang khusus untuk karaoke.
Itu semuanya menyenangkan dan membuat kita terlena. Maka ketika harus tinggal di luar kebun, kita akhirnya menyadari bahwa kita tidak punya apa-apa! Selama sekian tahun ternyata kita telah dimanjakan oleh perusahaan. Fasilitas banyak sehingga gaji terasa besar. Setelah tinggal di luar kebun, ternyata gaji itu tidak seberapa. Kalau kita bandingkan dengan guru SMA, secara finansial kita satu level dengan mereka. Padahal namannya posisi staff di perkebunan.
Di luar kebun, kita harus menghadapi kenyataan bahwa kita harus membayar sewa rumah, air dan listrik dan perabotan. Kita seharusnya layak membeli itu semua dari penghasilan kita. Kenyataannya tidak, karena kita sering harus meminjam uang ke saudara untuk memenuhi keperluan itu dengan janji akan dikembalikan pada saat bonus di akhir tahun. Selanjutnya, bonus itu hampr habis untuk membayar pinjaman. Berarti tidak dapat bonus dong .....Inilah gambaran secara umum tentang hidup di perkebunan.
Bagaimana menurut Anda suatu perusahaan perkebunan memenuhi kesejahteraan karyawannya?
After AuPair program as a social worker in Germany
14 years ago
0 comments:
Post a Comment